Diet Ketogenik: Sejarah, Prinsip, dan Efektivitas

Diet Ketogenik: Sejarah, Prinsip, dan Efektivitas

Kembali
  1. Sejarah Asal Mula Diet Ketogenik
  2. Prinsip-prinsip Diet Ketogenik
  3. Makanan yang Dikonsumsi dalam Diet Ketogenik
  4. Efektivitas dan Risiko Potensial
  5. Siapa yang Cocok dengan Diet Ketogenik
  6. Siapa yang Tidak Boleh Menjalani Diet Ketogenik
  7. Tantangan dalam Mematuhi Diet Ketogenik

Diet ketogenik, yang saat ini banyak dibicarakan dan populer dalam dunia kesehatan dan kebugaran, memiliki sejarah yang kaya dan prinsip-prinsip unik. Meskipun relevansinya, banyak aspek dari pendekatan nutrisi ini tetap tidak dipahami atau salah diinterpretasikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas dasar-dasar diet ketogenik, asal-usulnya, prinsip-prinsip utama, penerapan praktis, serta mengevaluasi manfaat dan risiko potensialnya.

Sejarah Diet Ketogenik

Diet ketogenik dimulai sekitar 100 tahun yang lalu, pada tahun 1921, ketika Dokter Wilder mencari cara untuk mengobati epilepsi pada anak-anak. Pada saat itu, dunia medis belum memiliki obat yang efektif untuk tujuan ini, dan diketahui bahwa berpuasa dapat mengurangi frekuensi kejang. Dokter Wilder mengembangkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang meniru efek berpuasa, sambil memberikan nutrisi bagi tubuh dalam bentuk lemak.

 
Fakta Menarik:

Diet ketogenik kembali dikenal pada tahun 1990-an berkat seorang anak bernama Charlie dan ayahnya, Mr. Abrahams. Diet ketogenik membantu Charlie mengatasi serangan epilepsi ketika pengobatan konvensional tidak berhasil. Kemudian, ayah Charlie mendirikan "Yayasan Charlie," yang ikut mempopulerkan jenis pola makan ini dan penelitian tentangnya.

Prinsip Diet Ketogenik

Pada diet ketogenik, fokus utama adalah pada konsumsi makanan tinggi lemak dan menghindari produk yang mengandung karbohidrat. Perbandingan makronutrien adalah sekitar 60-70% lemak, 20-30% protein, dan hanya 10% karbohidrat, dengan jumlah karbohidrat yang tidak boleh melebihi 50 gram per hari. Karbohidrat hanya boleh diperoleh dari sayuran, buah-buahan non-manis, dan beri-berian. Prinsip diet ini didasarkan pada fakta bahwa ketika asupan karbohidrat dikurangi menjadi 50 gram per hari, tubuh mulai menguraikan lemak dan menggunakan asam lemak untuk menghasilkan energi, sehingga memasuki keadaan ketosis.

POPULER:

 

Produk yang Digunakan dalam Diet Ketogenik

Produk-produk utama yang biasanya termasuk dalam diet ketogenik umumnya terdiri dari makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Ini termasuk:

  1. Minyak dan Lemak: Minyak nabati (seperti minyak zaitun, minyak kelapa), mentega, lemak babi.
  2. Daging dan Ikan: Jenis daging dan ikan berlemak seperti daging sapi, daging babi, salmon, sarden.
  3. Keju dan Produk Susu: Keju berlemak, krim asam, yoghurt tanpa gula.
  4. telur: Ini adalah sumber baik protein dan lemak.
  5. Sayuran Rendah Karbohidrat: Sayuran berdaun hijau, brokoli, kembang kol, mentimun.
  6. Buah-buahan Tidak Manis dan Buah-buahan Beri: Alpukat, sejumlah kecil buah beri seperti stroberi, raspberry.
  7. Kacang dan Biji-bijian: Almond, kenari, biji rami, biji chia.

Karena tujuan utama diet ketogenik adalah untuk menjaga tingkat karbohidrat rendah, penting untuk menghindari makanan tinggi karbohidrat seperti buah-buahan manis, biji-bijian, pasta, dan gula.

Efektivitas dan Risiko Potensial

Diet ketogenik dapat efektif untuk menurunkan berat badan dan mengatur kadar glukosa darah, yang sangat penting terutama dalam kasus diabetes. Diet ini juga membantu menciptakan rasa kenyang yang berkepanjangan, mengurangi nafsu makan, dan mengurangi risiko makan berlebihan.

Namun, diet keto juga berhubungan dengan sejumlah efek samping serius, termasuk kekurangan vitamin dan mineral, pembentukan batu ginjal, osteoporosis, gangguan fungsi jantung, dan peningkatan kadar kolesterol "jahat" dalam darah.

Ada juga risiko ketoasidosis, kondisi yang mengancam nyawa di mana keseimbangan asam-basa tubuh bergeser ke sisi asam.

Untuk Siapa Diet Ketogenik Cocok?

✅ Diet ketogenik bisa cocok untuk:

    ▫️ Pecinta daging dan produk berlemak yang tidak terlalu suka makanan manis dan roti.
    ▫️ Orang yang ingin menurunkan berat badan tanpa kehilangan massa otot. Diet ketogenik membantu membakar lemak, termasuk lemak viseral, sambil mempertahankan massa otot kering.
    ▫️ Orang dengan diabetes tipe 1 dan 2, karena diet ini dapat menurunkan kadar gula darah dan insulin.
    ▫️ Orang yang ingin meningkatkan kesehatan otak. Diet ini memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental dan emosional, serta membantu dalam migrain dan epilepsi.
    ▫️ Orang yang ingin mengurangi risiko aterosklerosis.

 

POPULER:

Siapa yang sebaiknya tidak menjalani diet ketogenik?

❌ Diet ketogenik sebaiknya dihindari oleh:

    ▪️ Orang-orang dengan penyakit ginjal dan hati, gangguan oksidasi asam lemak.
    ▪️ Mereka yang bermain olahraga tim, CrossFit, atau lari jarak menengah.
    ▪️ Orang-orang dengan tulang rapuh, karena diet ini dapat meningkatkan risiko patah tulang.

Kesulitan dalam menjalani diet ketogenik

Diet ketogenik bisa sulit diikuti karena gejala yang disebut "keto flu", yang melibatkan gejala seperti mual, sakit kepala, kelelahan, pusing, insomnia, dan sembelit. Gejala-gejala ini bisa berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu dan merupakan hasil dari adaptasi tubuh terhadap kekurangan glukosa. Penting untuk ditekankan bahwa jika diet dilanggar dan karbohidrat dikonsumsi, tubuh akan keluar dari keadaan ketosis, dan seluruh proses harus dimulai kembali.

Diet ketogenik memiliki kelebihan dan kekurangan. Ini adalah cara efektif untuk menurunkan berat badan dan mengontrol kadar glukosa dalam darah, tetapi ada efek samping serius dan batasan. Penting untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan individu dan berkonsultasi dengan profesional medis sebelum memulai diet apa pun, termasuk diet ketogenik.

BARU: